A. TEORI PENGUKURAN
1. Pentingnya Pengukuran
Campbell mendefiniskan
pengukuran adalah :
“the assignment of
numerals to represent properties of material systems other than numbers, in
virtue of the laws governing these properties”
Sedangkan menurut Stevens:
“assignment of numerals
to objects or events according to the rules”
Dalam pengertian Campbell,
“The System” sama dengan “object or events” dalam pengertian
Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak
perjalanan.
“Properties” yaitu
spesifikasi atau karakteristik dari “The System” dalam perngertian
Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat.
Ketika kita melihat
hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi dengan hubungan
dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut
telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu
menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai pertukaran
dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan.
2. Skala
Setiap pengukuran dibuat
berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantic digunakan
untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.
Skala menunjukkan
informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka
tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang
digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal,
ordinal, interval atau rasio.
1.
Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor
hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya adalah penomoran pemain sepak
bola.
Banyak teori yang tidak
sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan:
“Dalam pengukuran, nomor
yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan dari suatu
objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam skala
nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”
2.
Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat
ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan property yang
diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi untuk
uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat
ini.
Kelemahan skala ordinal
adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa tentang perbedaan
kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3.
Skala Interval
Skala interval memberikan
informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak hanya member peringkat
kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui dan sama.
Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer
celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, missal ruangan A dan B,
dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka
selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruanagn B lebih panas, kita juga
mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Kelemahan skala interval
adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
4.
Skala Rasio
Skala rasio adalah skala
yang:
·
Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
·
Interval antar objek diketahui dan sama
·
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana
jaraknya dengan objek terakhir diketahui
Contohnya adalah
pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m,
kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B
juga dua kali lebih panjan dari A.
3. Penggunaan Skala yang
diperbolehkan
Invarian dalam skala
berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran
akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang digunakan dan
pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak
berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga
variabel-variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan
menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda
tersebut tidak memberikan informasi yang sama.
4. Tipe-tipe Pengukuran
Proses pengukuran sama
dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian. Pertanyaan
tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan
jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan
turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi
teori-teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang
lebih jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan
atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.
1.
Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental
merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan pada benda dengan
mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun.
Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal
yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda
sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah)
pada benda-benda yang sudah ada.
2.
Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah
pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua
atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung
pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan
adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan
denagn beban.
3.
Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran
dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibangun secara acak
untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada
konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan
tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk
mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel
pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan
bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Untuk mengukur validitas
pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang dipelajari
dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin
mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka
dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi
untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita
membangun skala pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan
orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah
matematika.
5. Keandalan dan Ketepatan
Apa yang dimaksud dengan
Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak pengukuran yang
bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi di
ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan
atau eror.
Sumber kesalahan :
1.
Operasi Pengukuran tidak tetap
Aturan untuk menetapkan
nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set
operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat
diinterpretasikan salah oleh pengukur.
2.
Pengukur
Pengukur mungkin salah
menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau membaca instrumen dengan
tidak benar.
3.
Instrumen
Banyak operasi membutuhkan
penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer atau barometer, yang
mungkin cacat.
4.
Lingkungan
Pengaturan di mana operasi
dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.
5.
Atribut yang tidak jelas
Apa yang harus diukur
mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang
tidak dapat diukur secara langsung.
6.
Resiko dan Ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan
distribusi pengembalian aset nyata.
Jika semua pengukuran
kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan kesalahan, maka yang kita
butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang diterima. Jika pengukuran
masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal
akuntansi.
♣ Pengukuran
yang dapat diandalkan
Sering diperlukan bahwa
sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban diakui
dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan
pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek:
ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan
mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai
peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Istilah ‘presisi’ sering
digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke nomor, dalam hal ini
adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan dengan operasi
pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari operasi
atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang
digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.
Arti terakhir ini pada
dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah, kita dapat
mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di mana
suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.
♣ Pengukuran
yang akurat
Meskipun prosedur
pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun
tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi
berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari
atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti
panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat dengan membandingkan
objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.
Masalahnya adalah pada
beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui. Untuk menentukan
ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur
untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan
informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan
gagasan pragmatis dari ‘kegunaan’, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan
spesifikasi dan standar kuantitatif yang harus diterapkan.
6. Pengukuran dalam ilmu
Akuntansi
Perhitungan yang paling
fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan laba. Modal
dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar modal.
Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal
dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai
cara, contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar.
Sejarah menunjukkan pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba
telah berubah dan berkembang dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa
konsep perhitungan yang fundamental. Yang terkini, standar pelaporan keuangan
internasional telah membuat konsep kebih tepat yaitu konsep “nilai wajar”.
Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa
konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana akan
menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif.
Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi
dari perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi
pada realita komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan
kebenarannya.
B.
SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI
1.
Three Main Income and Capital Measurements System
2.
Historical Cost Accounting
3.
Current Cost Accounting
4.
Financial Capital vs Physical Capital
Di bawah sistem pasar akuntansi
nilai. perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya, keuntungan lebih
tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan bukan
sebagai alokasi biaya perolehan ditentukan oleh banyak konvensi akuntansi.
Dalam akuntansi biaya saat ini ada dua pandangan dasar dan bersaing tentang apa
yang merupakan modal awal dan akhir konsep keuangan dan konsep fisik.
Dari sudut pandang praktis, yang
utama antara konsep modal keuangan dan konsep modal fisik adalah apakah
memegang atau tidak memegang keuntungan (atau kerugian) yang dimasukkan dalam
laporan laba. Secara kuantitatif, perbedaan antara dua sudut pandang adalah
bahwa keuntungan memegang termasuk dalam keuntungan di bawah modal keuangan dan
dikeluarkan di bawah modal fisik.
Dalam
Dukungan modal fisik
Para pendukung modal fisik
berpendapat modal yang merupakan unit fisik yang menunjukkan kemampuan operasi
perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memiliki 100 unit di awal, jika modal
harus dipertahankan, maka harus menjadi posisi untuk membeli 100 unit pada dan
periode. Karena harga naik $ 2 per unit, perusahaan memerlukan dana sebesar $
200 lebih pada dan periode untuk mempertahankan kemampuan awal operasinya.
Jadi, $ 200 bukan keuntungan memegang, tetapi penyesuaian pemeliharaan modal.
Sebagaimana dicatat sebelumnya,
dimasukkannya memegang keuntungan sebagai keuntungan terutama didasarkan pada
dua argumen:
• Mereka adalah penghematan biaya
● Mereka merupakan peningkatan
arus kas masa depan atas aset yang bersangkutan.
Samuelson berpendapat bahwa
perubahan-perubahan dalam biaya saat ini harus menjadi penyesuaian pemeliharaan
modal. Mengenai penghematan biaya, ia menunjukkan bahwa pemisahan antara induk
kegiatan dan aktivitas operasi tidak begitu jelas. Samuelson lebih lanjut
menyatakan bahwa penghematan biaya merupakan peluang keuntungan yang dihasilkan
dari mengambil salah satu tindakan sebagai lawan yang lain. Setelah aset
tersebut diperoleh, biaya adalah 'sunk cost' yang tidak dapat dihindari oleh
setiap tindakan di masa depan. Satu-satunya alternatif adalah menjual aset atau
terus menggunakannya.
Mayor
fitur dari sistem kapasitas fisik
Kapasitas
pemeliharaan
Sistem biaya saat ini didasarkan
pada konsep entitas utuh mempertahankan kemampuan perusahaan untuk terus
memberikan jumlah yang sama barang dan jasa - kemampuan operasinya.
Jika tidak ada perubahan teknologi,
pemeliharaan modal membutuhkan bahwa stok fisik awal aktiva bersih
dipertahankan. Hal ini dicapai dengan pencocokan penggunaan sumber daya dengan
menggunakan harga beli saat ini dan memastikan nilai pembelian item moneter
umum dipertahankan, menggunakan konsep ini, dana yang cukup dipertahankan dalam
perusahaan untuk membiayai semua penggantian pemulihan aset dari beban.
Informasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga yang harus dibayarkan
untuk mendapatkan masukan dan untuk menghitung harga minimum di mana perusahaan
itu whiling untuk menjual output di bawah asumsi kontinuitas dan tidak
likuidasi.
Sistem ini didasarkan pada konsep
ekonomi analisis marjinal di pasar faktor. Kekuatan pasar, seperti perubahan
permintaan dan penawaran, terus operasi untuk mempengaruhi harga di pasar
faktor. Hasilnya adalah bahwa upah dan input variabel lain untuk produksi,
serta harga pembelian aktiva tetap, terus berubah. Hal ini berpendapat bahwa
perusahaan harus menyesuaikan operasi untuk mengambil keuntungan dari perubahan
ini terus-menerus di pasar faktor dalam rangka untuk tetap kompetitif dan
efisien. logika ekonomi menunjukkan bahwa efisiensi operasi optimal terjadi
dimana volume tertentu output diproduksi pada biaya peluang pasar total minimum
dari input faktor. Sebagai contoh, jika biaya variabel, (seperti upah)
meningkat, maka metode modal yang lebih intensif produksi akan dibutuhkan untuk
mengurangi input tenaga kerja dan meminimumkan biaya. Menggunakan biaya tetap
sebagai contoh lagi, jika harga pasar tanah perusahaan dan meningkatkan
bangunan, mereka harus digunakan lebih intens dalam proses produksi, disewakan,
atau dijual suatu operasi dipindahkan ke lokasi yang lebih murah. harga beli
sekarang atau entri harga ukuran relevan biaya peluang di pasar faktor dan
harus digunakan sistem ini.
5.
Exit Price Accounting
Pendapatan
dan modal
Exit price accounting merupakan
sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi
keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
Memiliki dua keberangkatan utama
dari biaya historis konvensional:
Nilai aktiva non-moneter
disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva dan
mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.
Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan
dan hasil usaha.
Aset di neraca disajikan kembali
sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili 'nilai pasar wajar'
kepada perusahaan dalam likuidasi tertib, yaitu tidak dalam situasi
'fire-sale'.
Laporan laba rugi merupakan laba
(rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset induk. Oleh
karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan
nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi
surplus bersih. (Akuntansi surplus Bersihkan adalah ketika laporan laba rugi
membuka link lembar keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian
yang dibuat langsung ke cadangan).
Tujuan
akuntansi
Adaptif
pengambilan keputusan
Ketika perusahaan membeli aktiva
tidak lancar, ia akan merubah kemampuannya untuk beradaptasi. Jika aset
tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan berkurang
kebebasannya untuk lay out kas untuk investasi lainnya. Jika aset tersebut
dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai
selalu siap untuk membuang aset tindakan adalah kepentingan yang terbaik.
Maka, perusahaan akan menjaga
aktiva tidak lancar hanya apabila nilai (diskon) sekarang dari arus kas masa
depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang dari arus
kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif pintu keluar nilai aset
tersebut.
Pada setiap waktu, oleh karena
itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan alternatif untuk
keuntungan yang lebih besar ada untuk aset non-lancar jika mereka dijual dan
hasil investasi. ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga jual
dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran.
Tapi konsep perilaku adaptif
melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset jika tindakan ini adalah
kepentingan yang terbaik.
ia mengakui bahwa setiap aset,
pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. nilai pakai
(nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan
sekarang dan cahmbers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan tentang masa
depan, bukan fakta hadir. Ini adalah subyek dan tidak diinterpretasi atau
dimengerti oleh orang yang tidak terbiasa dengan harapan subjektif itu
didasarkan pada.
Argumen
untuk exit price accounting
Menyediakan
informasi yang berguna
Perusahaan
bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan
yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihak yang
tertarik: pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan
kreditur, yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar
rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.
Solusi
ideal dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian
dan nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua
aset memiliki pasar siap.
Oleh
karena itu MacNeal menyarankan bahwa kompromi harus bisa diterapkan ke nilai:
efek aset
pada harga pasar (exit price)
aktiva
yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti.
Kadang-kadang
non-marketable, non-reproducible pada biaya historis.
keuntungan
harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian
sesuai dengan prinsip surplus bersih.
Relevan
dan informasi yang dapat dipercaya.
Untuk menjadi relevan, informasi
harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan akuntansi. Model
keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan
untuk mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala, informasi
dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap user untuk atau masalahnya
diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya
produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang
sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari
program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Aditif
Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung
akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca
dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan
karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala pengukuran
relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari
agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai
contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang),
beberapa aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai
kini (sewa aset) dan masih lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca
berarti. Juga tidak bisa kita gunakan campur aduk biaya historis pada tanggal
yang berbeda dan tempat makna pada perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen
dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang mereka (nilai keluar),
menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap
perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan
keuangan penting - uang dan setara uang. Itu membuat tidak menggunakan
karakteristik fisik atau aset lainnya.
Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus)
sangat bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian aset dan penentuan laba.
Dia berpendapat bahwa fitur positif akuntansi harga keluar adalah bahwa laporan
keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan
dalam jumlah yang dialokasikan, tapi arus masuk aktiva dan perubahan
nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode
tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih,
tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.
Kenyataan
exit price akuntansi melibatkan referensi untuk contoh-contoh dunia nyata
karena, ia berpendapat, setiap tokoh mengacu pada saat ini, harga pasar
sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun
dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi
dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai
realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo
nol. Selain itu, dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga
goodwill, yang tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk dari
pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual - semua
item pada laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.
Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun,
beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif
daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang
perbandingan relatif dan objektivitas untuk nilai keluar dan jumlah biaya
historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara
penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran.
Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur
objektivitas dan komparatif, nilai-nilai keluar mengungkapkan dispersi kurang
dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat
adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga
menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan
kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang
digunakan untuk menentukan harga keluar adalah objektivitas lebih
(diverifikasi) daripada metode berdasarkan PSAK. Dalam studi lain, McKoewn
dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode bawah GAPP untuk
objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah
yang paling objektivitas.
Ukuran
risiko
Exit price dan perubahan harga
keluar juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian aset. Misalnya,
jika sebuah perusahaan pembelian aset nilai keluar yang berbeda secara
signifikan dari harga entri, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko.
Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan
proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai,
Sebaliknya, jika harga keluar meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat
kembali dan harus dioperasikan dengan lebih efisien.
untuk memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam mengelola
risiko keuangan yang signifikan rancangan standar akan membutuhkan:
1. deskripsi dari setiap risiko
keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan dan kebijakan untuk mengelola
risiko tersebut.
2. informasi tentang dampak
risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan kinerja
keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan
asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.
6.
Value in Use and Value in Exchange
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah
faktor yang umum untuk setiap viewpoint:
up-to-date pengamatan harga pasar
lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
keandalan yang dibutuhkan oleh
sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada alokasi subjektif.
aditif (pengukuran) dari fenomena
ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan dengan pergerakan
inflasi dan harga.
ini dapat digambarkan oleh
beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali akuntansi (CCE dan
CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):
Jika CCA> EXA, dan CCA>
NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini menggunakan - operasi saat ini
mempertahankan.
Jika EXA> CCA, dan CCA>
NPV, lalu melikuidasi aset saat ini digunakan - terus-menerus beradaptasi aset
untuk investasi alternatif lainnya.
Jika EXA>CCA, dan CCA
7.
Global Perspektive and IFRS