Labels

Showing posts with label Teori Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Teori Akuntansi. Show all posts

Sunday, 8 April 2012

Teori Pengukuran dan Sistem Pengukuran Akuntansi


A. TEORI PENGUKURAN
1. Pentingnya Pengukuran
Campbell mendefiniskan pengukuran adalah :
the assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers, in virtue of the laws governing these properties”
Sedangkan menurut Stevens:
assignment of numerals to objects or events according to the rules”
Dalam pengertian Campbell, “The System” sama dengan “object or events” dalam pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak perjalanan.
Properties” yaitu spesifikasi atau karakteristik dari “The System” dalam perngertian Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat.
Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan.
2. Skala
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.
Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.
1.       Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola.
Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan:
“Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini.
Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3.      Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruanagn B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
4.      Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
·           Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
·           Interval antar objek diketahui dan sama
·           Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A.
3. Penggunaan Skala yang diperbolehkan
Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.
4. Tipe-tipe Pengukuran
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.
1.       Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.
2.      Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan denagn beban.
3.      Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.
5. Keandalan dan Ketepatan
Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau eror.
Sumber kesalahan :
1.       Operasi Pengukuran tidak tetap
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.
2.      Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar.
3.      Instrumen
Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.
4.      Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.
5.      Atribut yang tidak jelas
Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.
6.      Resiko dan Ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.
Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang diterima. Jika pengukuran masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal akuntansi.
Pengukuran yang dapat diandalkan
Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Istilah ‘presisi’ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.
Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah, kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.
Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari ‘kegunaan’, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif yang harus diterapkan.
6. Pengukuran dalam ilmu Akuntansi
Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara, contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental. Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.
B. SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI
1. Three Main Income and Capital Measurements System
2. Historical Cost Accounting
3. Current Cost Accounting
4. Financial Capital vs Physical Capital
Di bawah sistem pasar akuntansi nilai. perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya, keuntungan lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan bukan sebagai alokasi biaya perolehan ditentukan oleh banyak konvensi akuntansi. Dalam akuntansi biaya saat ini ada dua pandangan dasar dan bersaing tentang apa yang merupakan modal awal dan akhir konsep keuangan dan konsep fisik.
Dari sudut pandang praktis, yang utama antara konsep modal keuangan dan konsep modal fisik adalah apakah memegang atau tidak memegang keuntungan (atau kerugian) yang dimasukkan dalam laporan laba. Secara kuantitatif, perbedaan antara dua sudut pandang adalah bahwa keuntungan memegang termasuk dalam keuntungan di bawah modal keuangan dan dikeluarkan di bawah modal fisik.
Dalam Dukungan modal fisik
Para pendukung modal fisik berpendapat modal yang merupakan unit fisik yang menunjukkan kemampuan operasi perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memiliki 100 unit di awal, jika modal harus dipertahankan, maka harus menjadi posisi untuk membeli 100 unit pada dan periode. Karena harga naik $ 2 per unit, perusahaan memerlukan dana sebesar $ 200 lebih pada dan periode untuk mempertahankan kemampuan awal operasinya. Jadi, $ 200 bukan keuntungan memegang, tetapi penyesuaian pemeliharaan modal.
Sebagaimana dicatat sebelumnya, dimasukkannya memegang keuntungan sebagai keuntungan terutama didasarkan pada dua argumen:
• Mereka adalah penghematan biaya
● Mereka merupakan peningkatan arus kas masa depan atas aset yang bersangkutan.
Samuelson berpendapat bahwa perubahan-perubahan dalam biaya saat ini harus menjadi penyesuaian pemeliharaan modal. Mengenai penghematan biaya, ia menunjukkan bahwa pemisahan antara induk kegiatan dan aktivitas operasi tidak begitu jelas. Samuelson lebih lanjut menyatakan bahwa penghematan biaya merupakan peluang keuntungan yang dihasilkan dari mengambil salah satu tindakan sebagai lawan yang lain. Setelah aset tersebut diperoleh, biaya adalah 'sunk cost' yang tidak dapat dihindari oleh setiap tindakan di masa depan. Satu-satunya alternatif adalah menjual aset atau terus menggunakannya.
Mayor fitur dari sistem kapasitas fisik
Kapasitas pemeliharaan
Sistem biaya saat ini didasarkan pada konsep entitas utuh mempertahankan kemampuan perusahaan untuk terus memberikan jumlah yang sama barang dan jasa - kemampuan operasinya.
Jika tidak ada perubahan teknologi, pemeliharaan modal membutuhkan bahwa stok fisik awal aktiva bersih dipertahankan. Hal ini dicapai dengan pencocokan penggunaan sumber daya dengan menggunakan harga beli saat ini dan memastikan nilai pembelian item moneter umum dipertahankan, menggunakan konsep ini, dana yang cukup dipertahankan dalam perusahaan untuk membiayai semua penggantian pemulihan aset dari beban. Informasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan masukan dan untuk menghitung harga minimum di mana perusahaan itu whiling untuk menjual output di bawah asumsi kontinuitas dan tidak likuidasi.
Sistem ini didasarkan pada konsep ekonomi analisis marjinal di pasar faktor. Kekuatan pasar, seperti perubahan permintaan dan penawaran, terus operasi untuk mempengaruhi harga di pasar faktor. Hasilnya adalah bahwa upah dan input variabel lain untuk produksi, serta harga pembelian aktiva tetap, terus berubah. Hal ini berpendapat bahwa perusahaan harus menyesuaikan operasi untuk mengambil keuntungan dari perubahan ini terus-menerus di pasar faktor dalam rangka untuk tetap kompetitif dan efisien. logika ekonomi menunjukkan bahwa efisiensi operasi optimal terjadi dimana volume tertentu output diproduksi pada biaya peluang pasar total minimum dari input faktor. Sebagai contoh, jika biaya variabel, (seperti upah) meningkat, maka metode modal yang lebih intensif produksi akan dibutuhkan untuk mengurangi input tenaga kerja dan meminimumkan biaya. Menggunakan biaya tetap sebagai contoh lagi, jika harga pasar tanah perusahaan dan meningkatkan bangunan, mereka harus digunakan lebih intens dalam proses produksi, disewakan, atau dijual suatu operasi dipindahkan ke lokasi yang lebih murah. harga beli sekarang atau entri harga ukuran relevan biaya peluang di pasar faktor dan harus digunakan sistem ini.
5. Exit Price Accounting
Pendapatan dan modal
Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
Memiliki dua keberangkatan utama dari biaya historis konvensional:
Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.
Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.
Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili 'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi tertib, yaitu tidak dalam situasi 'fire-sale'.
Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih. (Akuntansi surplus Bersihkan adalah ketika laporan laba rugi membuka link lembar keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan).
Tujuan akuntansi
Adaptif pengambilan keputusan
Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan merubah kemampuannya untuk beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan berkurang kebebasannya untuk lay out kas untuk investasi lainnya. Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset tindakan adalah kepentingan yang terbaik.
Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai (diskon) sekarang dari arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif pintu keluar nilai aset tersebut.
Pada setiap waktu, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan alternatif untuk keuntungan yang lebih besar ada untuk aset non-lancar jika mereka dijual dan hasil investasi. ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran.
Tapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset jika tindakan ini adalah kepentingan yang terbaik.
ia mengakui bahwa setiap aset, pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. nilai pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan cahmbers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta hadir. Ini adalah subyek dan tidak diinterpretasi atau dimengerti oleh orang yang tidak terbiasa dengan harapan subjektif itu didasarkan pada.
Argumen untuk exit price accounting
Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihak yang tertarik: pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur, yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.
Solusi ideal dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian dan nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki pasar siap.
Oleh karena itu MacNeal menyarankan bahwa kompromi harus bisa diterapkan ke nilai:
efek aset pada harga pasar (exit price)
aktiva yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti.
Kadang-kadang non-marketable, non-reproducible pada biaya historis.
keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian sesuai dengan prinsip surplus bersih.
Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan untuk mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap user untuk atau masalahnya diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Aditif
Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset) dan masih lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca berarti. Juga tidak bisa kita gunakan campur aduk biaya historis pada tanggal yang berbeda dan tempat makna pada perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting - uang dan setara uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus) sangat bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian aset dan penentuan laba. Dia berpendapat bahwa fitur positif akuntansi harga keluar adalah bahwa laporan keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.
Kenyataan
exit price akuntansi melibatkan referensi untuk contoh-contoh dunia nyata karena, ia berpendapat, setiap tokoh mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga goodwill, yang tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual - semua item pada laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.
Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk nilai keluar dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, nilai-nilai keluar mengungkapkan dispersi kurang dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang digunakan untuk menentukan harga keluar adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada metode berdasarkan PSAK. Dalam studi lain, McKoewn dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode bawah GAPP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling objektivitas.
Ukuran risiko
Exit price dan perubahan harga keluar juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset nilai keluar yang berbeda secara signifikan dari harga entri, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika harga keluar meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan lebih efisien.
untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan rancangan standar akan membutuhkan:
1. deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan dan kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
2. informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.
6. Value in Use and Value in Exchange
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint:
up-to-date pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada alokasi subjektif.
aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.
ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali akuntansi (CCE dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):
Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini menggunakan - operasi saat ini mempertahankan.
Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini digunakan - terus-menerus beradaptasi aset untuk investasi alternatif lainnya.
Jika EXA>CCA, dan CCA
7. Global Perspektive and IFRS

Saturday, 31 March 2012

Kerangka Konseptual untuk Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

A.Peran Suatu Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan struktur teori akuntansi. Pada tingkat tertinggi yang teoritis, kerangka kerja konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkat konseptual berikutnya menyatakan mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti relevansi, keandalan, komparatif, dan dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya pendapatan, dan keuntungan). Di tingkat operasional yang lebih rendah, kerangka kerja konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan pengakuan dan pengukuran elemen dasar dan jenis informasi yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan.
Manfaat Kerangka konseptual:
1. Untuk keperluan manajer dalam mengambil keputusan
2.Bagi manajemen dan auditor untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
B.Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual
IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:
1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. berguna dalam menilai prospek arus kas
3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di dalamnya.
IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. IASB menyatakan bahwa kerangka:
- Menentukan tujuan laporan keuangan
- Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna
- Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan pengukuran mereka dalam laporan keuangan.
C. Perkembangan dari sebuah Kerangka Konseptual
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
  • SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
  • SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
  • SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
  • SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.
  • SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
  • SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
D. Kritik terhadap Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dikritik karena masih ada masalah pendefinisian dan pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current cost bukan historical cost.
1. Masalah interpretasi: beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda – beda.
2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi/tidak disusun secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar.
Deskripsi : dari hasil pengamatan lalu dijelaskan sampai pada kondisi tersebut.
Preskriptive: kebalikan dari deskripsi dijelaskan karena penyebabnya dijelaskan lebih dulu.
3. Kelemahan rule based antara lain:
a. Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan llingkungan dimana kelompok itu berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum.
b. Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen–elemen tertentu yang sulit ditentukan kepastiannya.
E. Kerangka Konseptual Untuk Standar Auditing
Salah satu pemakai laporan keuangan adalah auditor. Yang perlu dilakukan auditor adalah memeriksa laporan keuangan dan memberi pendapat. Tujuannya untuk meyakinkan laporan keuangan disusun sesuai aturan yang berlaku. Karena ada kritikan maka ada masalah yang ditimbulkan yaitu:
Karena standarnya banyak terdapat kelemahan (padahal tugas auditor adalah memberi pendapat tentang kesesuaian laporan keuangan dengan standar) maka dengan pendapat wajar pun tidak dapat dijadikan pedoman utama. Pekerja auditor tidak cukup hanya memberi pendapat kewajaran sehingga akuntan publik harus melakukan hal–hal berikut agar laporan audit masih dapat digunakan:
1. Pengambil keputusan mendapat informasi yang lengkap
2. Harus mempertimbangkan atau melibatkan resiko bisnis klien
3. Menekankan kegiatan internal auditor yang bertujuan untuk lebih meyakinkan keabsahan

Tuesday, 27 March 2012

Teori Regulasi Yang Relevan untuk Akuntansi dan Audit


• Teori Efisiensi Pasar. Teori ini berpendapat bahwa pasar mencapai fungsinya yg terbaik tanpa campur tangan pemerintah.
• Teori Perwakilan (Keagenan). Teori ini berkosentrasi pada kepercayaan pada satu orang. Principal: seseorang yg mempercayakan sesuatu kpd agen agar tujuan dari principal tsb tercapai.
• Teori Regulasi/Peraturan. perekonomian terpusat adl alasan dalam melindungi kepentingan umum. Dalam teori ini legislatif membuat aturan untuk melindungi pengguna lap.keu dengan meningkatkan kinerja ekonomi. Teori regulasi terdiri dari:
a.Teori Kepentingan Kelompok
meskipun pada faktanya peraturan dibuat untuk menjaga kepentingan umum pengguna, tujuan ini tidak bisa dicapai karena dalam proses pembuatannya pembuat peraturan mendominasi peraturan tersebut karena dibuat dari beberapa sudut pandang entitas yang paling banyak mempengaruhi legistif
b.Teori kepentingan pribadi/individu
mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari kelompok berkepentingan. kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi sang Permintaan/demand dan legislatif sebagai supply.
c. Teori Kepentingan Umum
Penerapan teori-teori Regulasi dalam Akuntansi dan Audit
1. Penerapan teori kepentingan umum. Sarbox (sarbanes-oxley action) dibuat untuk kepentingan umum, proteksi yang terbaik pada pasar uang sehubungan perilaku masa lalu perusahaan.
2. Penerapan teori kepentingan kelompok
pada dasarnya profesi akuntansi membutuhkan pengesahan standard akutansi yang bisa dicapai hanya dengan standard yang dimilikinya mempunyai kekuatan hukum yang didukung oleh legislative.
3. Penerapan Teori Kepentingan Individu.
Batasan pada teori peraturan ini adalah tidak terdapat hubungan mutual secara ekslusif, suatu kejadian yang diterangkan dengan satu teori mungkin bisa diterangkan sama baiknya menggunakan teori yang lain.
Kerangka Peraturan Untuk Pelaporan Keuangan
Di berbagai negara, terdapat banyak perbedaan mengenai kerangka peraturan akuntansi keuangan, tetapi ada beberapa unsur yang sama; yaitu
1.Persyaratan Wajib
Persyaratan wajib berperan sebagai insentif untuk menghasilkan laporan keuangan untuk diaudit. Di berbagai negara, peraturan perusahaan menyatakan bahwa direktur harus menyediakan akun yang diaudit. Dengan demikian maka direktur dan auditor harus memenuhi persyaratan wajib pelaporan seperti yang terkandung dalam peraturan perusahaan.
2.Tata Pengelolaan Perusahaan
Tata pengelolaan perusahaan mengacu pada struktur, proses dan lembaga-lembaga dalam dan di sekitar organisasi yang mengalokasikan kekuasaan dan kontrol sumber daya di antara mereka.
3.Auditor dan Pengawasan
Auditor berperan penting dalam menjamin kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan.
4.Badan Pelaksana Independen
Badan pelaksana independen berperan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang mengatur pembuatan laporan keuamgan, sebagaimana yang terkandung dalam hokum dan standar akuntansi.
Struktur Kelembagaan Untuk Menetapkan Standar Akuntansi Dan Audit
Program konvergensi IASB dan FASB
Program konvergensi membutuhkan IASB dan FASB untuk mengidentifikasi perbedaan diantara standar mereka masing-masing untuk mereview solusi yang ada dan mengambil penanganan yang lebih baik.
Standar Akuntansi Untuk Sektor Publik
IASB menetapkan standar untuk sektor swasta, perbedaan standar dapat berlaku untuk sector publik. Sebuah negara harus memutuskan standar IASB yang mana yang akan diikuti oleh entitas sektor public.
Standar Auditing Internasional
Standar auditing internasional atau yang biasa disebut ISA(International Stamdards on Auditing) dikembangkan oleh IAASB (International Auditing and Assurance Standards Board). Pemerintah meyakini bahwa kekuatan dari standar akuntansi dan standar auditing dan keefektifanya dalam pelaksannaya adalah salah satu factor dari kesuksesan pengembangan keuangan diseluruh dunia. 
Source: http://joblistmu.blogspot.com/2011/08/struktur-kelembagaan-untuk-menetapkan.html

Definisi dan Struktur Teori Akuntansi


Definisi Teori Akuntansi
Teori Akuntansi adalah asumsi-asumsi dasar, definisi-definisi, prinsip, dan konsep-konsep yang mendasari penyusunan peraturan atau ketentuan akuntansi dan pelaporan keuangan serta bagaimana asumsi-asumsi dasar, definisi-definisi, prinsip, dan konsep-konsep tersebut diperoleh.
Struktur teori akuntansi terdiri dari:
1.       Pernyataan tujuan laporan keuangan. Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.      a. Postulat akuntansi adalah pemyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi beroperasi.
 b. Konsep teoritis akuntansi itu sama dengan postulat akuntansi, tetapi perbedaannya yaitu tujuan laporan keuangannya menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi.
3.      Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan seluruh outputnya (laporan keuangan) yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun lap.keu.
4.      Standar akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan pencatatan dan pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian-kejadian tertentu yang dialami oleh suatu entitas perusahaan.

Thursday, 22 March 2012

Pendekatan dalam Penyusunan Teori Akuntansi

Pendekatan dalam penyusunan teori akuntansi dibagi 2 yaitu pendekatan tradisonal dan pendekatan regulator. 
A. Pendekatan tradisional ini meliputi :
1. Non-teoretis,praktis, atau pragmatis (informal)
2. Teoretis;
          (a) Deduktif;
          (b) Induktif;
          (c) Etis;
          (d) Sosiologis;
          (e) Economis;
          (f) Eklektik (eclectic).
1. Pendekatan Non-teoretis
          Pendekatan-pendekatan non-teoretis biasanya merupakan pendekatan pragmatis (praktis) dan otoriter (otoritarian). Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuain terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Menurut pendekatan ini, teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan. Kegunaan atau utilitas (usefulness atau utility) mempunyai arti bahwa "segala sesuatu untuk menyajikan atau memudahkan tujuan yang diinginkan".
          Pendekatan otoritanan dalam penyusunan teori akuntansi, yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi, terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. Karena pendekatan otoritarian juga berupaya untuk menyajikan solusi praktik, pendekatan ini juga secara mudah dapat diidentifikasi sebagai pendekatan pragmatis. Kedua pendekatan ini berasumsi bahwa teori akuntansi dan teknik-teknik yang dihasilkan harus didasarkaan pada pemanfaatan secara maksimal laporan keuangan, apabila akuntansi diharapkan memiliki fungsi yang bermanfaat. Dengan kata lain suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori yang buruk.
          Teori pendekatan akun merasionalisasikan pemilihan teknik-teknik akuntansi akuntansi atas dasar upaya untuk mempertahankan persamaan akuntansi, yang dinamakan persamaan neraca (balance sheet equation) dan persamaan profit akuntansi (accounting profit equation).
          Persamaan neraca biasanya dinyatakan dalam:
          Aset (Assets) = Kewajiban (Liablities) + Ekuitas Pemilik (Owner's Equity)
          Persamaan profit akuntansi biasanya dinyatakan dalam:
          Profit Akuntansi (Accounting Profit) = Pendapatan (Revenues) - Kas (Costs)
          Dua persamaan dalam pendekatan akun ini menghasilkan pengembangan dua posisi dalam proses penyusunan standar, yang dinamakan posisi berorientasi neraca (balance sheet oriented position) dan posisi berorientasi profit (profit oriented position). Dalam setiap kasus, pendekatan ini, seperti halnya pendekatan pragmatis maupun otoritarian, juga menghadapi kendala kurangnya landasan teoretis.
2. Pendekatan Teoritis
Disebut juga pendekatan nalar,yang terdiri dari :
a. Pendekatan Deduktif
          Pendekatan deduktif dalam penyusunan suatu teori akan dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan. Dalam penerapannya di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi, dan kedua, teknik-teknik akuntansi).
b. Pendekatan induktif
          Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktifitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkain pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang.
c. Pendekatan etis
          Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Konsep-konsep tersebut merupakan kriteria utama dari konsep D.R. Scott dalam menyusun teori akuntansi. Scott mendefinisikan "justice" sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan," truth" sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interprestasi, dan konsep "fairness" sebagai penyajian yang wajar tidak bias, dan tidak memihak. " Fairness" merupakan tujuan yang diinginkan dalam penyusunan teori akuntansi, sepanjang dilakukan dengan dasar pengujian yang bersifat logis serta ilmiah, dan apabila dilakukan dengan definisi yang memadai serta identifikasi sifat-sifatnya secara jelas.
d. Pendekatan sosiologis
          Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan etis yang dasarnya merupakan suatu perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (social welfare). Pendekatan sosiologis dalam penyusunan teori akuntansi telah memberikan kontribusi pada evolusi cabang bidang ilmu akuntansi yang baru, yang dikenal sebagai akuntansi sosioekonomi (socioeconomic accounting).
e. Pendekatan ekonomi
          Pendekatan ekonomik dalam penyusunan teori akuntansi menekankan pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang dilakukan oleh berbagai praktik akuntansi. Jika pendekatan etis menekankan pada konsep “fairness” dan pendekatan sosiologis pada konsep “kesejahteraan sosial”, maka pendekatan ekonomik menekankan pada konsep “kesejahteraan ekonomi secara umum”. Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adlah pertama, kebujakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan “realitas ekonomi”. Kedua, pemilihan teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada “konsekuensi ekonomik”. “Realitas ekonomik” dan “Konsekuensi ekonomik” merupakan dua istilah yang tepat digunakan untuk mendukung pendekatan ekonomi makro.
f. Pendekatan eklektik
          Secara umum, penyusunan teori akuntansi dan pengembangan prinsip-prinsip akuntansi telah mengikuti suatu pendekatan eklektik, atau pendekatan gabungan, daripada pendekatan secara tunggal yang disajikan di sini. Pendekatan eklektik merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dan partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi. Pendekatan ini mengakibatkan munculnya pendekatan-pendekatan baru yang diperdebatkan dalam literatur.
B. Pendekatan Regulator
Berdasarkan teori-teori regulasi, regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didisain serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan.
Kategori utama regulasi industri :
  • Teori kepentingan umum (public interest theories) : menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan publik akan koreksi terhadap ketidak efisienan atau ketidak layakan harga pasar. Tujuan utama teori ini adalah untuk melindungi dan menjamin kepentingan umum.
  • Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or capture theories): menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menganggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya.
    • The political ruling-elite theory of regulation menekankan penggunaan kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian regulator.
    • The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan ekonomi
a. Pendekatan Pasar Bebas
          Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan dari para pengguna dan disediakan oleh para penyaji. Hasilnya adalah sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan untuk itu, pasar akan menyediakan informasi asalkan harga yang ditawarkan melebihi biaya informasi tersebut.
b. Regulasi Standar Akuntansi oleh Sektor Swasta
          Penyusunan standar secara swasta di Amerika Serikat meliputi Committee on Accounting Procedures (1939-1959), Accounting Priciples Board (1959-1973) dan Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang). Para pendukung dewan tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam akan memungkinkan FASB memperbaiki akibat yang tidak diinginkan dari suatu pernyataan. Hal ini menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh dukungan.
c. Regulasi Standar Akuntansi Sektor Publik
Prinsip umum regulasi menurut Elliot dan Schuetze :
  • Regulasi tidak boleh melanggar hak asasi manusia dan undang-undang dasar.
  • Regulasi harus dirancang untuk mencegah kemungkinan atau realitas perubahan sosial.
  • Regulasi harus mencerminkan kepentingan publik.
  • Regulasi seharusnya tidak digunakan sektor swasta bila tujuannya dapat dicapai oleh institusi sektor swasta.
  • Regulasi yang potensial seharusnya tidak menanggung beban bahwa regulasi tersebut telah terjamin kekuatannya, daripada para pendukung regulasi harus membuktikan bahwa regulasi tersebut memang terjamin.
  • Tindakan yang berhubungan dengan regulasi seharusnya tidak digunakan untuk memperbaiki pelanggaran hukum, atau memerangi perilaku anti sosial.
Kegagalan regulasi menurut Buckey dan O'Sullivan :
  • Zero-cost phenomenom: regulasi sama sekali tidak menanggung kerugian yang ditimbulkan dari kegagalannya.
  • Regulatory lag : akibat dari penundaan regulasi.
  • Regulatory trap: mengacu pada kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada
  • Tar-baby effect merupakan akibat yang ditimbulkan dari kecenderungan regulasi untuk terus berkembang.