Friday 23 March 2012

Pengujian Substantif Siklus Investasi atas Asset Tetap


  1. Menentukan Risiko Deteksi. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana entitas klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu.
  2. Merancang Pengujian Substantif:
a.   Prosedur Awal. Meliputi:
- Memahami bisnis klien. Apakah perusahaan klien itu lebih banyak melakukan investasi dalam aktiva tetap atau tidak.
- Telusuri saldo awal aktiva tetap dan akumulasi penyusutan ke kertas kerja tahun sebelumnya.
- Hitung kembali saldo akun aktiva tetap dan beban penyusutan yang ada di buku besar. Kemudian periksa apakah ada tanggal transaksi yang tidak biasa jumlahnya.
- Kemudian kita harus menentukan apakah dalam skedul penambahan, penarikan, dan beban penyusutan aktiva tetap yang diberikan oleh klien itu akurat atau tidak dengan cara melakukan footing dan crossfooting. Misalnya:
Judul Akun
Saldo 31 des 2010
Penambahan
Pelepasan
Penyesuaian
Saldo 31 des 2011

Tanah
$ 100.000
$ 200.000


$ 300.000
CF
Bangunan
$ 50.000
$ 70.000

$ 10.000
$ 110.000
CF
Peralatan
$ 20.000
$ 40.000
$ 10.000
$ 5.000
$ 45.000
CF
Total Aktiva
$ 170.000
$ 310.000
$ 10.000
$ 15.000
$ 455.000
CF

F
F
F
F
F

*CF (Crossfooting: merupakan penelusuran dengan menjumlahkan atau mengurangkan masing-masing akun ke arah samping)
*F(Footing): merupakan penelusuran dengan penjumlahkan dari atas ke bawah)
b.   Prosedur Analitis. Pada prosedur ini akan dilakukan perhitungan rasio-rasio. Misalnya rasio perputaran aktiva tetap, beban reparasi terhadap penjualan, dan tingkat pengembalian atas aktiva. Misalnya untuk menghitung rasio perputaran aktiva tetap ini diketahui:
        Penjualan bersih poda tahun 2011 $ 200.000
        Asset Tetap 2011 $ 250.000
        Asset Tetap 2010 $ 200.000
Perputaran Asset Tetap= $200.000/{($200.000+$250.000)/2}
                                     = $200.000/$225.000
                                     = 0,88 kali
Jadi, setiap dollar dalam aset tetap, PT. X akan menghasilkan penjualan sebesar 0,88 kali. Dengan menghitung rasio ini, auditor dapat mengetahui seberapa efisien perusahaan menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Dan apabila ada kenaikan yang tidak terduga pada perputaran aktiva tetapnya berarti kemungkinan perusahaan tersebut tidak mengkapitalisasi aktiva yang dapat disusutkan.
Setelah menghitung rasio-rasio ini lalu dibandingkan dengan rasio tahun lalu ataupun data lainnya dari tahun sebelumnya.
c.   Pengujian Rincian Transaksi. Pada tahap ini, auditor memeriksa dokumen-dokumen yang terkait dengan penambahan aktiva tetap ataupun pelepasan aktiva tetap.
d.   Pengujian Rincian Saldo. Meliputi:
- Pemeriksaan fisik aktiva tetap. Misalnya manajer perusahaan bilang ke kita bahwa perusahaan membeli kendaraan seharga Rp 500.000.000, maka kita sebagai auditor tidak bisa langsung percaya begitu saja. Auditor  harus melihat kendaraan tersebut apakah benar-benar ada atau tidak.
- Kemudian periksa dokumen kepemilikan dan kontrak. Auditor dapat menaksir keaslian dokumen atau mendeteksi adanya perubahan-perubahan yang mungkin dilakukan.
e.   Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi. Mengevaluasi kewajaran beban penyusutan yang ada pada laporan laba rugi dengan melihat kelayakan umur manfaat dan estimasi nilai sisa. Misalnya perusahaan menyusutkan gedung dengan umur manfaat 40 tahun. Tetapi yang masa manfaat untuk gedung yang diakui itu hanya sebesar 20 tahun. Maka auditor harus mengubah nilai beban penyusutan tersebut dengan cara menghitung kembali beban penyusutan dengan masa manfaat 20 tahun. Kemudian, auditor mengomunikasikannya ke manajemen untuk dilakukan perubahan. Apabila manajemen tidak mau menggunakan perubahan atas beban penyusutan yang telah diberikan auditor, maka auditor dapat memberikan opini selain unqualified.
3. Penyajian dan Pengungkapan
Periksa apakah aktiva tetap dan beban keuntungan serta kerugian yang berkaitan telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan sesuai dengan GAAP.

No comments:

Post a Comment