Sunday 8 April 2012

Pelajaran tentang Etika dan Perilaku Manusia

Suatu hari , lili diberitahu sesuatu hal bahwa uang yang diberikan orang tua lili kepada saudaranya hanya digunakan sebagai ongkos taksi dan untuk jalan-jalan , padahal istri pamannya itu lagi sakit. Kemudian dia langsung percaya begitu saja tanpa mencari tahu akan kebenarannya. Suatu saat, orang tua lili ingin menjenguk kakak iparnya a.ka istri pamannya itu kerumah sakit. Kemudian lili minta ikut dan akhirnya lili pun ikut pergi kesana bersama orang tua dan kakaknya. Sesampainya disana, lili melihat keadaan tantenya itu, ada selang untuk infusan dan ada selang untuk mengeluarkan urine, ia sangat terenyuh, lili bersalaman dengan tantenya, kemudian tantenya bilang, "makasih ya lili udah dateng". 
Lalu tantenya itu cerita kalau omnya atau pamannya lili apabila dia habis dikasih uang sama orangtuanya lili, pasti dia bilang ke tantenya. Dan seketika itu juga lili tersadar, bahwa apa yang dikatakan orang lain tentang pamannya ke lili itu salah. Kemudian kakaknya lili keluar ruangan, lili pun ikut keluar. Sesampainya diluar, lili berkata kepada kakaknya , "eh, gw ga tega ngeliat tante, kasian banget, pengen nangis gue." kemudian kakaknya lili pun berkata,"makanya jangan nilai orang sembarangan! orang pun pasti punya sisi baiknya juga lah..." lili berkata,"gw kan ga tau, kemarin-kemarin gw percaya aja apa kata orang karena gw belum liat keadaannya."
akhirnya, lili pun menangis. kemudian dia mengingat-ingat memori masa lalu tentang tantenya itu. dan dia berkata dalam hati ,"selama ini, dia emang baik sama gue! dia ga pernah marahin gw atau nyusahin gw walaupun dia suka pinjem **** ke nyokap gw , tapi dia baik sama gw. gw ngerasa bersalah banget udah nyumpahin dia yang nggak-nggak selama ini. maafin hamba ya allah."
Satu jam kemudian lili beserta orang tua dan kakaknya pamit pulang kepada tantenya. Tantenya bilang sekali lagi, "Makasih ya lili udah mau jenguk", "iya, cepet sembuh ya..."

The End
Itulah sepenggal kisah kehidupan yang benar-benar nyata. Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini yaitu: 
1. "JANGAN PERNAH MENILAI ORANG DARI KEBURUKANNYA SAJA! TETAPI KITA JUGA HARUS MELIHAT KEBAIKKANNYA DIA!
2. "JANGAN PERCAYA APA KATA ORANG LAIN TENTANG SESEORANG APABILA KITA BELUM MELIHAT SENDIRI FAKTANYA!"

Teori Pengukuran dan Sistem Pengukuran Akuntansi


A. TEORI PENGUKURAN
1. Pentingnya Pengukuran
Campbell mendefiniskan pengukuran adalah :
the assignment of numerals to represent properties of material systems other than numbers, in virtue of the laws governing these properties”
Sedangkan menurut Stevens:
assignment of numerals to objects or events according to the rules”
Dalam pengertian Campbell, “The System” sama dengan “object or events” dalam pengertian Steven. Dalam hal ini contohnya adalah : meja, manusia, aset, atau jarak perjalanan.
Properties” yaitu spesifikasi atau karakteristik dari “The System” dalam perngertian Campbell. Dalam hal ini maka Teori Pengukuran menurut Campbell lebih tepat.
Ketika kita melihat hubungan antara pernyataan secara matematika yang berkolerasi dengan hubungan dari objek atau kejadian, maka pengukuran atas objek atau kejadian tersebut telah terjadi. Dalam Akuntansi, kita mengukur laba dengan langkah pertama yaitu menghitung /menilai modal dan kemudian mengkalkulasikan laba sebagai pertukaran dalam modal selama periode akuntansi untuk semua kejadian ekonomi yang mempengaruhi perusahaan.
2. Skala
Setiap pengukuran dibuat berdasarkan sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantic digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematika kepada objek atau kejadian.
Skala menunjukkan informasi apa yang diwakili oleh angka, sehingga memberikan arti kepada angka tersebut. Jenis skala yang dibuat tergantung kepada aturan sematik yang digunakan. Menurut Steven, skala dapat digambarkan secara umum menjadi nominal, ordinal, interval atau rasio.
1.       Skala Nominal
Dalam skala nominal, nomor hanya diigunakan sebagai sebuauh label. Contohnya adalah penomoran pemain sepak bola.
Banyak teori yang tidak sependapat dengan skala nominal. Torgerson menyatakan:
“Dalam pengukuran, nomor yang digunakan menunjuk kepada jumlah atau tingkat kepemilikan dari suatu objek, dan bukan menunjukkan kepada objek itu sendiri. Sedangkan dalam skala nominal, nomor menunjukkan kepada objek atau kelompok dari objek.”
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal dibuat ketika suatu operasi memeringkat objeknya sehubungan dengan property yang diberikan. Contohnya, investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi untuk uangnya. Investasi tersebut diperingkat 1,2,3 berdasarkan nilai bersihnya saat ini.
Kelemahan skala ordinal adalah interval antar nomor tidak memberitahukan apa-apa tentang perbedaan kuantitas kepemilikan yang diwakilinya.
3.      Skala Interval
Skala interval memberikan informasi yang lebih daripada skala orginal. Tidak hanya member peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak antara interval skalanya diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, missal ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius, maka selain kita dapat mengataka bahwa suhu di ruanagn B lebih panas, kita juga mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.
Kelemahan skala interval adalah titik nol-nya dibuat dengan bebas.
4.      Skala Rasio
Skala rasio adalah skala yang:
·           Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian
·           Interval antar objek diketahui dan sama
·           Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya dengan objek terakhir diketahui
Contohnya adalah pengukuran panjang. Ketika panjang A adalah 10 meter dan panjang B adalah 20 m, kita tak hanya bisa mengatakan bahwa B 10 meter lebih panjang dari A, tetapi B juga dua kali lebih panjan dari A.
3. Penggunaan Skala yang diperbolehkan
Invarian dalam skala berarti bahwa apapun metode pengukuran yang digunakan, maka sistem pengukuran akan menghasilkan format yang sama dari variabel-variabel yang digunakan dan pengambil keputusan akan membuat keputusan yang sama juga. Tapi hal ini tidak berlaku dalam akuntansi, setiap sistem yang berbeda akan berbeda juga variabel-variabelnya. Pengukuran pendapatan dengan cara yang berbeda akan menghasilkan keputusan yang berbeda juga. Metode-metode pengukuran yang berbeda tersebut tidak memberikan informasi yang sama.
4. Tipe-tipe Pengukuran
Proses pengukuran sama dengan pendekatan ilmiah pada teori konstruksi dan pengujian. Pertanyaan tentang pengujian teori berhubungan dengan pertanyaan tentang perbedaan jenis-jenis pengukuran. Campbell membaginya kedalam dua jenis: fundamental dan turunan. Menurut Campbell, pengukuran bisa diakui hanya ketika ada konfirmasi teori-teori empiric (hukum) untuk mendukung pengukuran. Tipe pengukuran yang lebih jauh, pengukuran fiat, yang diungkapkan oleh Togerson, menjadi tambahan atas pengukuran fundamental dan turunan yang didiskusikan Campbell.
1.       Pengukuran Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka bisa diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada pengukuran variabel apapun. Hal-hal seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume merupakan hal-hal yang bisa diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah) pada benda-benda yang sudah ada.
2.      Pengukuran Turunan
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan denagn beban.
3.      Pengukuran Formal
Ini adalah tipe pengukuran dalam ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibangun secara acak untuk dihubungkan dengan hal-hal yang bisa diamati dengan pasti (variabel) pada konsep yang telah ada, tanpa perlu teori konfirmasi untuk mendukung hubungan tersebut. Sebagai contoh, dalam akuntansi kita tidak tahu bagaimana cara untuk mengukur konsep keuntungan secara langsung. Kita mengasumsikan variabel pendapatan, laba, beban, dan kerugian dihubungkan dengan konsep keuntungan dan bagaimanapun bisa digunakan untuk mengukur keuntungan secara tidak langsung.
Untuk mengukur validitas pengukurannya, ilmuwan sosial berusaha menghubungkan hal-hal yang dipelajari dengan variabel lain untuk melihat manfaatnya. Contohnya, jika kita ingin mengukur kemampuan aritmatik orang, kita mungkin memilih untuk menguji mereka dalam suatu tes aritmatik. Bagaimanapun, tidak adateori empiris yang konfirmasi untuk menilai tes yang kita lakukan, dan kita membuat asumsi ketika kita membangun skala pengukuran. Kita bisa memprediksikan bahwa pada kebanyakan orang, yang mempunyai nilai tes yang tinggi juga akan berprestasi dalam kuliah matematika.
5. Keandalan dan Ketepatan
Apa yang dimaksud dengan Keandalan dan Ketepatan dari kegiatan pengukuran? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyatakan terlebih dahulu bahwa tidak pengukuran yang bebas dari kesalahan kecuali perhitungan. Kita bisa mengukur jumlah kursi di ruangan tertentu dan dengan benar. Untuk semua pengukuran mengandung kesalahan atau eror.
Sumber kesalahan :
1.       Operasi Pengukuran tidak tetap
Aturan untuk menetapkan nomor untuk properti tertentu biasanya terdiri dari satu set operasi. Satu set operasi tidak dapat dinyatakan secara tepat dan karenanya dapat diinterpretasikan salah oleh pengukur.
2.      Pengukur
Pengukur mungkin salah menafsirkan aturan, menjadi bias, atau menerapkan atau membaca instrumen dengan tidak benar.
3.      Instrumen
Banyak operasi membutuhkan penggunaan alat fisik, seperti penggaris atau termometer atau barometer, yang mungkin cacat.
4.      Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil.
5.      Atribut yang tidak jelas
Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung.
6.      Resiko dan Ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan distribusi pengembalian aset nyata.
Jika semua pengukuran kecuali menghitung secara inheren mengakibatkan kesalahan, maka yang kita butuhkan adalah untuk menetapkan batas kesalahan yang diterima. Jika pengukuran masih dalam batas-batas ini maka dapat dianggap benar dan adil dalam hal akuntansi.
Pengukuran yang dapat diandalkan
Sering diperlukan bahwa sebelum unsur-unsur seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan, unsur-unsur tersebut harus mampu untuk dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan. Gagasan keandalan menggabungkan dua aspek: ketepatan dan kepastian pengukuran, dan pengungkapan yang secara meyakinkan mewakili sehubungan dengan transaksi ekonomi yang mendasarinya dan berbagai peristiwa. Aspek mempengaruhi ketepatan pengukuran.
Istilah ‘presisi’ sering digunakan dalam dua konteks. Pertama, mungkin merujuk ke nomor, dalam hal ini adalah berlawanan dengan gagasan pendekatan. Kedua, berkaitan dengan operasi pengukuran, dalam hal ini berkaitan dengan tingkat penyempurnaan dari operasi atau kinerjanya, serta persetujuan hasil antara operasi pengukuran yang digunakan berulang kali yang diterapkan pada properti tertentu.
Arti terakhir ini pada dasarnya sama dengan keandalan. Dengan menyatukan dua istilah, kita dapat mengatakan bahwa keandalan dari pengukuran berkaitan dengan ketepatan di mana suatu properti tertentu diukur dengan menggunakan satu perangkat operasi.
Pengukuran yang akurat
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat, namun tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Alasannya adalah akurasi berhubungan dengan seberapa dekat pengukuran menuju ‘nilai sejati ' dari atribut pengukuran.
Sifat fundamental, seperti panjang dari suatu objek, dapat ditentukan secara akurat dengan membandingkan objek dengan standar yang mewakili nilai sebenarnya.
Masalahnya adalah pada beberapa pengukuran nilai yang sebenarnya tidak diketahui. Untuk menentukan ketepatan dalam akuntansi, kita perlu tahu atribut apa yang perlu kita ukur untuk mencapai tujuan pengukuran. Tujuan dari akuntansi untuk menyajikan informasi yang berguna. Oleh karena itu akurasi pengukuran berkaitan dengan gagasan pragmatis dari ‘kegunaan’, tetapi akuntan tidak sama dalam menentukan spesifikasi dan standar kuantitatif yang harus diterapkan.
6. Pengukuran dalam ilmu Akuntansi
Perhitungan yang paling fundamental dalam ilmu akuntansi adalah perhitungan modal dan laba. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian ulang yang terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan pendapatan, juga perubahan modal dalam satu periode akuntansi. Modal dapat dinilai dan dihitung dengan berbagai cara, contoh : historical cost, operasional, keuangan, atau nilai wajar. Sejarah menunjukkan pada kita bahwa konsep perhitungan atas modal dan laba telah berubah dan berkembang dari waktu ke waktu dan menghasilkan beberapa konsep perhitungan yang fundamental. Yang terkini, standar pelaporan keuangan internasional telah membuat konsep kebih tepat yaitu konsep “nilai wajar”. Beberapa pengamat beragumen dan mengkritik konsep “nilai wajar” ini. Bahwa konsep ini merubah konsep alokasi ke pendekatan penilaian, di mana akan menunjukkan perbedaan tergantung atas situasi dan interpretasi yang subjektif. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian “Balance Sheet”, mengalihkan akuntansi dari perhitungan alokasi laba yang sederhana dan lebih menekankan pada relevasi pada realita komersi dan pengambilan keputusan oleh investor dibadingkan kebenarannya.
B. SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI
1. Three Main Income and Capital Measurements System
2. Historical Cost Accounting
3. Current Cost Accounting
4. Financial Capital vs Physical Capital
Di bawah sistem pasar akuntansi nilai. perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya, keuntungan lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan bukan sebagai alokasi biaya perolehan ditentukan oleh banyak konvensi akuntansi. Dalam akuntansi biaya saat ini ada dua pandangan dasar dan bersaing tentang apa yang merupakan modal awal dan akhir konsep keuangan dan konsep fisik.
Dari sudut pandang praktis, yang utama antara konsep modal keuangan dan konsep modal fisik adalah apakah memegang atau tidak memegang keuntungan (atau kerugian) yang dimasukkan dalam laporan laba. Secara kuantitatif, perbedaan antara dua sudut pandang adalah bahwa keuntungan memegang termasuk dalam keuntungan di bawah modal keuangan dan dikeluarkan di bawah modal fisik.
Dalam Dukungan modal fisik
Para pendukung modal fisik berpendapat modal yang merupakan unit fisik yang menunjukkan kemampuan operasi perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan memiliki 100 unit di awal, jika modal harus dipertahankan, maka harus menjadi posisi untuk membeli 100 unit pada dan periode. Karena harga naik $ 2 per unit, perusahaan memerlukan dana sebesar $ 200 lebih pada dan periode untuk mempertahankan kemampuan awal operasinya. Jadi, $ 200 bukan keuntungan memegang, tetapi penyesuaian pemeliharaan modal.
Sebagaimana dicatat sebelumnya, dimasukkannya memegang keuntungan sebagai keuntungan terutama didasarkan pada dua argumen:
• Mereka adalah penghematan biaya
● Mereka merupakan peningkatan arus kas masa depan atas aset yang bersangkutan.
Samuelson berpendapat bahwa perubahan-perubahan dalam biaya saat ini harus menjadi penyesuaian pemeliharaan modal. Mengenai penghematan biaya, ia menunjukkan bahwa pemisahan antara induk kegiatan dan aktivitas operasi tidak begitu jelas. Samuelson lebih lanjut menyatakan bahwa penghematan biaya merupakan peluang keuntungan yang dihasilkan dari mengambil salah satu tindakan sebagai lawan yang lain. Setelah aset tersebut diperoleh, biaya adalah 'sunk cost' yang tidak dapat dihindari oleh setiap tindakan di masa depan. Satu-satunya alternatif adalah menjual aset atau terus menggunakannya.
Mayor fitur dari sistem kapasitas fisik
Kapasitas pemeliharaan
Sistem biaya saat ini didasarkan pada konsep entitas utuh mempertahankan kemampuan perusahaan untuk terus memberikan jumlah yang sama barang dan jasa - kemampuan operasinya.
Jika tidak ada perubahan teknologi, pemeliharaan modal membutuhkan bahwa stok fisik awal aktiva bersih dipertahankan. Hal ini dicapai dengan pencocokan penggunaan sumber daya dengan menggunakan harga beli saat ini dan memastikan nilai pembelian item moneter umum dipertahankan, menggunakan konsep ini, dana yang cukup dipertahankan dalam perusahaan untuk membiayai semua penggantian pemulihan aset dari beban. Informasi ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan masukan dan untuk menghitung harga minimum di mana perusahaan itu whiling untuk menjual output di bawah asumsi kontinuitas dan tidak likuidasi.
Sistem ini didasarkan pada konsep ekonomi analisis marjinal di pasar faktor. Kekuatan pasar, seperti perubahan permintaan dan penawaran, terus operasi untuk mempengaruhi harga di pasar faktor. Hasilnya adalah bahwa upah dan input variabel lain untuk produksi, serta harga pembelian aktiva tetap, terus berubah. Hal ini berpendapat bahwa perusahaan harus menyesuaikan operasi untuk mengambil keuntungan dari perubahan ini terus-menerus di pasar faktor dalam rangka untuk tetap kompetitif dan efisien. logika ekonomi menunjukkan bahwa efisiensi operasi optimal terjadi dimana volume tertentu output diproduksi pada biaya peluang pasar total minimum dari input faktor. Sebagai contoh, jika biaya variabel, (seperti upah) meningkat, maka metode modal yang lebih intensif produksi akan dibutuhkan untuk mengurangi input tenaga kerja dan meminimumkan biaya. Menggunakan biaya tetap sebagai contoh lagi, jika harga pasar tanah perusahaan dan meningkatkan bangunan, mereka harus digunakan lebih intens dalam proses produksi, disewakan, atau dijual suatu operasi dipindahkan ke lokasi yang lebih murah. harga beli sekarang atau entri harga ukuran relevan biaya peluang di pasar faktor dan harus digunakan sistem ini.
5. Exit Price Accounting
Pendapatan dan modal
Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.
Memiliki dua keberangkatan utama dari biaya historis konvensional:
Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum direalisasi.
Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan hasil usaha.
Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili 'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi tertib, yaitu tidak dalam situasi 'fire-sale'.
Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntansi surplus bersih. (Akuntansi surplus Bersihkan adalah ketika laporan laba rugi membuka link lembar keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan).
Tujuan akuntansi
Adaptif pengambilan keputusan
Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, ia akan merubah kemampuannya untuk beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan berkurang kebebasannya untuk lay out kas untuk investasi lainnya. Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset tindakan adalah kepentingan yang terbaik.
Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar hanya apabila nilai (diskon) sekarang dari arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternatif pintu keluar nilai aset tersebut.
Pada setiap waktu, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan alternatif untuk keuntungan yang lebih besar ada untuk aset non-lancar jika mereka dijual dan hasil investasi. ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran.
Tapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan sebagai selalu siap untuk membuang aset jika tindakan ini adalah kepentingan yang terbaik.
ia mengakui bahwa setiap aset, pada prinsipnya, sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. nilai pakai (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan cahmbers berpendapat bahwa itu merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta hadir. Ini adalah subyek dan tidak diinterpretasi atau dimengerti oleh orang yang tidak terbiasa dengan harapan subjektif itu didasarkan pada.
Argumen untuk exit price accounting
Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil. Akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihak yang tertarik: pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur, yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo.
Solusi ideal dipandang untuk akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian dan nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki pasar siap.
Oleh karena itu MacNeal menyarankan bahwa kompromi harus bisa diterapkan ke nilai:
efek aset pada harga pasar (exit price)
aktiva yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti.
Kadang-kadang non-marketable, non-reproducible pada biaya historis.
keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian sesuai dengan prinsip surplus bersih.
Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan untuk mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala, informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap user untuk atau masalahnya diberikan dan model keputusan. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Aditif
Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial dapat dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset) dan masih lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca berarti. Juga tidak bisa kita gunakan campur aduk biaya historis pada tanggal yang berbeda dan tempat makna pada perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting - uang dan setara uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan arus) sangat bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian aset dan penentuan laba. Dia berpendapat bahwa fitur positif akuntansi harga keluar adalah bahwa laporan keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.
Kenyataan
exit price akuntansi melibatkan referensi untuk contoh-contoh dunia nyata karena, ia berpendapat, setiap tokoh mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu aset sehingga goodwill, yang tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual - semua item pada laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti nyata-dunia.
Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk nilai keluar dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, nilai-nilai keluar mengungkapkan dispersi kurang dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa metode yang digunakan untuk menentukan harga keluar adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada metode berdasarkan PSAK. Dalam studi lain, McKoewn dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode bawah GAPP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling objektivitas.
Ukuran risiko
Exit price dan perubahan harga keluar juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset nilai keluar yang berbeda secara signifikan dari harga entri, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika harga keluar meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan lebih efisien.
untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan rancangan standar akan membutuhkan:
1. deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan dan kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
2. informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.
6. Value in Use and Value in Exchange
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint:
up-to-date pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung pada alokasi subjektif.
aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama, disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.
ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali akuntansi (CCE dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV):
Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat ini menggunakan - operasi saat ini mempertahankan.
Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini digunakan - terus-menerus beradaptasi aset untuk investasi alternatif lainnya.
Jika EXA>CCA, dan CCA
7. Global Perspektive and IFRS

Wednesday 4 April 2012

Pengaruh Globalisasi terhadap Perekonomian Indonesia


Globalisasi menciptakan ketergantungan antara suatu negara dengan negara lainnya. Globalisasi juga merupakan sarana perdagangan antar negara yang nyaris tanpa batas, karena mudah, tarif, bea masuk dan pajaknya pun juga rendah. Globalisasi ditunjukkan dalam berbagai produk yang berasal dari negara-negara lain. Misalnya di Indonesia hampir semua barang merupakan produk cina mulai dari televisi, dvd player, sampai handphone pun merk china. Globalisasi juga memberikan kemudahan untuk mendapatkan sesuatu yang berasal dari negara-negara lain. Misalnya kita menginginkan suatu barang dari negara lain, maka kita tinggal mengirimnya melalui pesawat atau lainnya. Selain itu kita juga bisa mendapatkan informasi mengenai keadaan negara lain dengan cepat dan mudah yaitu melalui internet, televisi ataupun media lainnya. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain:

a. Globalisasi produksi yaitu dimana perusahaan berproduksi di negara dimana sumber daya itu berada. Hal ini dilakukan karena dapat mengurangi biaya dan upah untuk tenaga kerjanya jadi lebih murah
b. globalisasi pembiayaan yaitu perusahaan dapat memperoleh pembiayaan atau pinjaman dari berbagai negara yang ada di dunia
c. globalisasi tenaga kerja yaitu perusahaan akan mampu mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional sesuai dengan bidang keahliannya di berbagai negara
d. globalisasi jaringan informasi yaitu suatu negara dapat dengan mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi negara lain melalui televisi, internet, radio, dan sebagainya
e. globalisasi perdagangan yaitu menyamakan tarif untuk ekspor impor semua negara sehingga kegiatan perdagangan menjadi semakin cepat dan persaingan juga sehat.
           
            Indonesia merupakan negara yang sebagaian besar sektor ekonominya dalam bentuk UMKM sehingga hal tersebut akan mempersulit indonesia untuk memasuki pasar global karena UMKM memiliki keterbatasan dengan modal dan teknologi. Apabila pada masa mendatang indonesia tidak mampu menghadapi persaingan perdagangan global, maka indonesia akan lebih bergantung pada negara-negara lain. Menghadapi persaingan global akan mengakibatkan kemenangan bagi yang kuat dan kekalahan bagi yang lemah dalam bersaing.
           
            Globalisasi memasuki pasar dengan cara yang sistematis dengan tahapan pasar domestik, internasional, multinasional, global, dan transnasional melalui produk dan jasa, teknologi, budaya, dan sebagainya. Salah satu bentuk globalisasi yaitu di daerah depok, ada sebuah pasar tradisional yaitu pasar depok lama. Tidak jauh dari situ terdapat mall, di dalam mall tersebut terdapat supermarket. Akibat dari hal tersebut yaitu pasar tradisional akan mati dengan sendirinya secara perlahan karena kalah bersaing dengan supermarket yang ada di dekat pasar tersebut.

            Lima karakteristik globalisasi:
a. Terjadinya pertumbuhan transaksi keuangan antar negara (internasional)sangat cepat
b. Pertumbuhan perdagangan yang sangat cepat
c. Gelombang investasi asing langsung
d. timbulnya pasar global
e. penyebaran teknologi

            Dengan kelima karakteristik tersebut, akan timbul konsekuensi bagi perekonomian indonesia dalam UMKM, Swasta, maupun BUMN. Ini dikarenakan lemahnya UMKM dalam mengakses sumber-sumber ekonomi sementara swasta dan BUMN juga sering kalah dalam bersaing pada skala global.
           
            Globalisasi seperti sistem ekonomi yang terdiri dari negara-negara kuat dan pemilik modal. Ini sama saja dengan sistem ekonomi kapitalis karena hanya sebagian kecil masyarakat yang akan menikmati globalisasi. Sedangkan UMKM akan mati karena ketidakmampuan mereka untuk menghadapi efisiensi dengan kemampuan swasta besar dalam mengoptimalkan mesin-mesin industri yang mereka miliki.

Globalisasi dan Kemandirian Ekonomi

       Globalisasi adalah suatu proses dimana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling bergantung, berinteraksi, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Pada era globalisasi sekarang ini, yang mana persaingan antar negara semakin bebas dan meningkat, Indonesia seharusnya sudah mempersiapkan diri agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Tetapi kenyataannya indonesia tidak bisa bersaing terhadap negara-negara lain. Mengapa demikian? Padahal indonesia memiliki sumber daya alam yang banyak, jumlah penduduk yang besar, dan letak yang strategis. Hal ini terjadi karena indonesia masih belum memiliki teknologi yang tepat untuk mengelola sumber daya alam tersebut selain itu juga sumber daya manusia yang dimiliki indonesia masih kurang berkualitas. Sehingga untuk mengolah sumber daya alam yang dimiliki oleh indonesia, dibutuhkan bantuan dari negara lain.
           
        Banyak sumber daya alam indonesia yang dikelola oleh pihak asing tetapi indonesia hanya mendapatkan sekian persen dari hasil pengelolaan sumber daya alam tersebut. Contohnya yaitu tambang emas yang ada di irian jaya dikelola oleh PT. Freeport milik amerika. Indonesia hanya mendapatkan 5% dari hasil pengelolaan tambang tersebut sedangkan amerika sisanya. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila pemerintah mampu mengelolanya dengan baik atau apabila kita tidak memiliki teknologi yang tepat untuk mengelola sumber daya tersebut, pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang sesuai mengenai pembagian keuntungan dari tambang tersebut. Misalnya indonesia mendapatkan 40% sedangkan amerika mendapatkan 60%.
           
        Untuk menghadapi globalisasi, hal-hal yang harus dilakukan oleh suatu negara adalah: pertama, harus ada pemerintahan yang baik serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu birokrasi pemerintahan juga harus lebih efektif dan efisien. Tidak seperti saat ini dimana presiden malah menambah wakil-wakil menterinya sehingga birokrasi pemerintahan itu dirasa tidak efisien. Negara juga harus bisa mengurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran yang ada. Kedua, membuat BUMN, swasta, dan Koperasi agar mampu bersaing di pasar global. Ketiga, mengubah sistem pemilu agar lebih efektif dan efisien, tidak mengeluarkan biaya yang terlalu mahal untuk melaksanakan pemilu sehingga dapat mengurangi korupsi yang terjadi atau yang ada dalam proses pemilu.
           
         Globalisasi juga dinilai hanya menguntungkan negara-negara maju sedangkan negara-negara berkembang mengalami kesulitan dalam globalisasi. Karena teknologi yang dimiliki oleh negara maju itu lebih baik dan lebih tepat daripada negara berkembang. Selain itu, kualitas sumber daya manusia di negara-negara maju juga lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Globalisasi itu muncul dari pemikiran bahwa setiap negara mempunyai kelemahannya masing-masing dan untuk menutupinya, maka antara negara yang satu dengan negara yang lain harus saling bekerja sama. Misalnya pasokan beras indonesia di dalam negeri itu tidak mencukupi untuk kebutuhan masyarakatnya, maka indonesia akan melakukan impor beras dari thailand untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negerinya. Hal tersebutlah yang mendorong terjadinya globalisasi.
       Selain itu globalisasi juga membuat antara negara yang satu dengan negara lainnya tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu. Misalnya, apabila suatu negara ingin mendapatkan informasi mengenai negara lain, maka kita bisa melihatnya melalui internet ataupun televisi. Kunci untuk menghadapi globalisasi yaitu meningkatkan daya saing, serta usaha kecil dan mikro harus dibuat lebih efisien dan efektif.

Etika dalam Bisnis


Definisi Etika Bisnis
Definisi etika bisnis yaitu sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma di mana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berprilaku, dan berelasi guna mencapai daratan atau tujuan-tujuan bisnisnya dengan selamat.
Etika Normatif Bisnis
Etika normatif dipandang sebagai suatu ilmu yang mengadakan ukuran atau norma yang dapat dipakai untuk menanggapi atau menilai perbuatan. Etika ini menjelaskan apa yang seharusnya terjadi dan apa yang harus dilakukan, dan memungkinkan seseorang untuk mengukur dengan apa yang semestinya terjadi. Adapun etika normatif bisnis merupakan etika yang secara substansial diterapkan dalam etika terapan. Ia mengambil konsep etika dan diterapkan dalam situasi bisnis tertentu seperti ekonomi politik, tetapi tidak sama dengan filsafat bisnis karena etika bisnis adalah disiplin normatif.  Disiplin ini membuat keputusan khusus tentang benar dan salah. Dengan demikian standar etika yang baik adalah bisnis yang baik (good ethics is good business).
Penerapan Etika Bisnis
Adapun penerapan etika bisnis dapat dilakukan pada tiga tingkatan
Pertama, pada tingkatan individual pegawai
Kedua, organisasi
Ketiga, Masyarakat
Pada tiga level bidang penerapan etika tersebut terkadang tidak sejalan, artinya terjadi konflik antara ketiganya. Karena ada saja prilaku yang bagus bagi pegawai perusahaan, tetapi belum tentu baik bagi perusahaan, atau sebaliknya. Disini etika bisnis punya peranan vital dalam mengharmonisasi dan merekonsiliasi komponen yang berseberangan tersebut sehingga dapat mewujudkan adagium yang mengatakan: “Good is Gold”.
Tujuan Umum Studi Etika Bisnis
Selama etika bisnis adalah etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas, ada beberapa hal yang dapat dikemukakan sebagai tujuan umum dari studi etika bisnis, sebagai berikut:
1. menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.
2. memperkenalkan argumentasi-argumentasi moral di bidang ekonomi dan bisnis serta cara  penyusunannya.
3. membantu untuk menentukan sikap moral yang tepat dalam menjalankan profesi.
Dengan demikian, maka ketiga tujuan tersebut dari studi etika bisnis diharapkan dapat membekali para stakeholders parameter yang berkenaan dengan hak, kewajiban, dan keadilan sehingga dapat bekerja secara profesional demi mencapai produktivitas dan efisiensi kerja yang optimal.
Dalam konteks belajar Etika Bisnis Islam (EBI), dapat disimpulkan bahwa itu dapat membekali pihak pembaca atau mahasiswa pengethuan dan pandangan (an outlook) bahwa ia merupakan hal yang vital dalam perjalanan sebuah aktivitasbisnis profesional. Seagaimanaa diungkapkan oleh Dr. Syahata, bahwa EBI punya fungsi substansial membekal para pelaku bisnis beberapa hal sebagai berikut ini.
1.     Membangun kode etik islami yang mengatur, mengembangkan, dan menancapka metode berbisnis dalam kerangka ajaran agama.
2.   Kode ini dapat menjadi dasar hukum dalam menetapkan tanggung jawab pelaku bisnis, teutama bagi mereka sediri, antara komnitas bisnis, masyarakat, dan diatas segalanya adalah tanggung jawab di hadapan Allh.
3.   Kode etik ini di persepsi sebagai doumen hukum yang daat menyelesaikan persoalan yangmuncul, dari pada harus disrahkan kepada pihak peradilan.
4.   Kode etik dapat memberi kontribusi dala penyelesaian banyak persoalan yang terjadi antara sesama pelaku bisnis, antara pelaku bsnis dan masyarakat tenpat mereka bekerja.
5.    Kode etik dapat membantu mengembangkan kurikulum pendidikan, pelatihan, dan seminar yang diperuntukan bagi pelaku bisnis yang menggbungkan nilai-nilai, moral dan per  ilakubaik dengan prinsip-prinsip bisnis kontemporer.
6.   Kode etik ini dapat merepresentasikan betuk aturan islam yang konkret dan bersifat kultural sehingga dapat mendeskripsikan comprehensiveness (universalitas) dan orisinalitas ajaran islam yang dapat diterapkan disetiap zaman dan tempat tanpa harus bertentangan dengan nilai-nilai Illahi.
Peranan Etika Saat Ini
Menurut K Bertens, (2007:31), situasi etis pada zaman modern ini ditandai oleh tiga ciri antara lain: 1) adanya plurftalitas moral; 2) munculnya masalah-masalah etis baru yang sebelumnya tidak ada; 3) munculnya kesadaran baru ditingkat dunia yang nampak jelas dengan adanya kepedulian etis yang universal. Peran etika mendapatkan tempatnya dengan munculnya persoalan-persoalan diatas. Sumbangan yang dapat diberikan etika pada saat ini adalah untuk menyediakan orientasi. Setidaknya terdapat empat alasan perlunya etika pada zaman ini (Franz Magnis Suseno, 1993:15).
Pertama, individu hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik, termasuk di dalamnya di bidang moralitas. Dalam masyarakat yang berbeda seringkali terdapat nilai atau norma yang berbeda. Untuk mencapai suatu pendirian dalam pergolakan pandangan-pandangan dibidang moral ini, maka refleksi kritis tentang etika diperlukan.
Kedua, dalam transformasi yang serba cepat dibidang sosial, ekonomis, budaya, dan intelektual telah meluluhlantahkan nilai-nilai budaya yang tradisional. Dalam menghadapi situasi ini, etika sangat diperlukan manusia untuk membantu agar manusia tidak kehilangan orientasi, dapat membedakan antara moralitas yang hakiki yang tidak boleh berubah dan pemahaman-pemahaman yang boleh berubah.
Ketiga, bahwa proses perubahan sosial, budaya dan moral yang terjadi ini sering dipergunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memancing dalam air keruh. Etika dapat berperan menghadapi ideologi-ideologi  ini melalui tinjauan kritis dan obyektif dalam membentuk penilaian, agar tidak terlalu mudah terpancing atau terpengaruh dengan ajaran yang dibawanya. Etika dapat membantu agar manusia tidak terlalu naif atau ekstrem dalam menghadapi ajaran-ajaran yang sepintas menyilaukan ini.
Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agamawan. Etika dapat membantu agamawan menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaannya, sekaligus berpartisipasi dan tidak menutup diri terlibat dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah.

Tuesday 3 April 2012

Sinopsis drama korea Man of Honor



Title: Man of Honor
Episode: 24
Cast:  Cheon Jeong Myeong as Kim Young Kwang
          Park Min Young as Young Jae In
          Lee Jang Woo as Seo In Woo

Synopsis
Yoon Jae In is a struggling young woman who dreams of becoming a nurse. She meets Kim Young Kwang at the hospital when he sustains in jures. Kim Young Kwang is a baseball player who used to be hotshot hitter but got demoted to second string. As they struggling to overcome their fates, they find love.

Sinopsis
Yoon Jae In adalah seorang wanita muda yang berusaha bercita-cita menjadi perawat. Dia bertemu Kim Young Kwang di rumah sakit ketika ia mengalami luka. Kim Young Kwang adalah pemain bisbol yang pernah menjadi pemukul hebat tetapi diturunkan jabatannya ke deretan kedua. Saat mereka berjuang untuk mengatasi nasib mereka, mereka menemukan cinta.

 Cheon Jeong Myeong

Park Min Young

Lee Jang Woo  

Sunday 1 April 2012

Kata-kata Mutiara (Aphorisms)

1. 회망은 꿈이 아니라 꿈을 실현하는 방법이다
(Harapan bukanlah impian, tetapi jalan membuat impian menjadi nyata ** Cardinal Sueneus)
  2. 승자는 결코 시도하길 멈추지 않는다
(Seorang pemenang tidak akan pernah berhenti berusaha ** Tom Landry **)
3. 당신의 생각이 당신의 말이 되고, 당신의 말이 당신의 행동이 되며, 당신의 행동이 당신의 습관이 되고, 당신의 습관이 당신의 품성이 되며, 당신의 품성이 당시의 운명이 된다
(pemikiranmu menjadi katamu, katamu menjadi tindakanmu, tindakanmu menjadi kebiasaanmu, kebiasaanmu menjadi karaktermu, karaktermu menjadi nasibmu)
4. 삺의 위대한 끝은 지식이 아니라 행동이다
(Akhiran yang besar dalam hidup bukanlah pengetahuan, tetapi tindakan ** Thomas Henry Huxley **)
5. 꿈을 있다면 행동할 있고, 행동할 있다면 원하는 대로 있다
(jika bisa memimpikanya, bisa melakukanya, dan jika bisa melakukanya, bisa menjadikanya nyata)
6. 위대한 것을 성취하려면 행동할 아니라 꿈을 뀌야 하며 계획할 아니라 믿어야 한다
(Untuk menyelesaikan sesuatu yang besar, tidak hanya harus dengan tindakan, tetapi juga impian. Tidak hanya suatu rencana, tetapi harus percaya  ** Anatole France **)
  7. 빠르고 강한 자가 삺의 전투에서 이기는 것은 이니다. 이길 있다고 생각하는 자가 승리를 거머쥐는 것이다
(Kehidupan tak selalu sebuah peperangan siapa lebih cepat melesat, ialah orang yang kuat. Orang yang menang adalah orang yang berfikir dirinya bisa)
8. 가지고 있다고 믿어라 그러면 가지게 것이다
(Percayalah kamu mendapatkanya, dan kamu akan mendapatkanya ** Latin Proverb **)
9. 스스로에게 물어보라. ” 지금 무언가를 변화사킬 준비가 되었는가? ”
( Tanyakan pada diri kamu ! ” Apakah saya sekarang siap melakukan suatu perubahan ? ” ** Jack Canfield **)
10. 높은 기대치야말로 모든 것의 열쇠다
(Harapan yang tinggi adalah kunci dari segalanya ** Sam Walton **)
11. 위대한 것을 성취하려면 행동할 아니라 꿈을 뀌야 하며 계획할 아니라 믿어야 한다 (widaehan geos-eul seongchwihalyeomyeon haengdonghal ppun anila kkum-eul kkwiya hamyeo gyehoeghal ppun anila mid-eoya handa)
(Untuk menyelesaikan sesuatu yang besar, tidak hanya harus dengan tindakan, tetapi juga impian. Tidak hanya suatu rencana, tetapi harus percaya)